Awal mencintai ILmu

Bismillaah…

Apa yang kita lakukan ketika sangat lapar? tentu mancari-cari makanan dan menyantapnya. jika ada orang lapar.. hanya berteriak, menangis, menyalahkan orang lain, dan memasang jurus cuek… mungkin bisa dikatakan itu adalah orang sedikit ada gangguan jiwa dan stress lalu ingin mati.
Lalu apa yang kita lakukan ketika kita ini bodoh?? pernahkah kita merasa bodoh? dari anak SD pun jika ditanya pasti jawabannya adalah belajar. tapi apakah kita telah benar2 melakukan hal tersebut… ? saya sendiri belum bisa sepenuhnya melakukan hal itu. mengapa? kurang sadarnya akan pentingnya ilmu. Dan yang lebih menarik bahwa jarang ada yang merasa bodoh… penyebabnya sama!! kurang peka terhadap pentingnya suatu ilmu
Berawal dari sebuah SMS iseng yang kukirim kepada beberapa orang untuk memastikan bahwa jawaban mereka akan sama dengan jawabanku, atau setidaknya menggembar gemborkan bahwa jawabanku itu  bagus #Sigh, smsnya kira-kira begini:

“Seandainya anda harus memilih diantara 7 urusan di dunia dibawah ini, mana yang lebih anda pilih? ILMU?/ IBADAH? /SEHAT? /CINTA? /KESEMPATAN? /KESENANGAN? /UANG? dan kemukakan alasannya?”

aku pribadi pada saat itu menjawab “Kesempatan” #Aneh’, dengan alasan ketika kita jatuh pada suatu kesalahan yang fatal dan berakhir dengan keburukan maka saya masih memiliki “Kesempatan” untuk memulai nya kmbali.

Kebanyakan dari para responden memilih “KESEHATAN” dengan alasan yang hampir seragam yaitu, “ketika sehat kami akan dapat melaksanankan ibadah, cinta mencintai, mencari ilmu, mencari kesenangan, dan memiliki kesempatan”–> exactly, jawaban yang sangat logis dan realistis.

Namun ada satu jawaban yang sangat membuat “Jleb” ketika ada satu responden yang memilih “ILMU” dengan alasan : “Dengan ilmu kita tahu bagaimana cara beribadah yang benar, dengan ilmu kita tahu penyebab sehatnya fisik dan ruhani, dengan ilmu kita tahu siapa yang layak kita cintai, dengan ilmu kita tahu 2 hal yang banyak dilalaikan adalah kesehatan dan kesempatan (waktu luang) dengan ilmu kita tahu sarana-sarana kebahagiaan, dengan ilmu kita tahu bagaimana menyikapi dunia.. Wallahua’lam”–> sangat realistis dan lebih berbobot dari yang memilih “KESEHATAN” karena ilmu adalah makanan jiwa, jiwa yang makan adalah jiwa yang sehat, dan jiwa yang sehat adalah penyebab terbesar sehatnya fisik, bukankah begitu?

dan ilmu juga yang menyebabkan orang diangkat derajatnya, dan orang berilmu itu lebih dihargai daripada orang berharta…^^.

Keanehan- keanehan ilmu… semakin dibagi maka akan semakin bertambah banyak beda dengan harta ataupun cinta, yang semakin dibagi maka akan menjadi semakin sedikit. Semakin belajar/ semakin berilmu semakin membuat person-nya menjadi merasa kecil dan rendah hati dikarenakan ia semakin tahu bahwa ilmu itu tak berbatas dan masih banyak yang harus ia pelajari, sedang pemilik harta.. kebanyakan mereka malah menjadi tinggi hati ketika hartanya bertambah banyak.

jadi untuk menyikapi dunia, dan menuju akhirat masih perlu banyak belajar bukan? Tunggu Apa lagi? BersemangatLah!!!

“Ketika suatu hari aku telah lelah menulis dan membaca, diatas buku buku kuletakkan kepalaku. dan saat aku mnyentuh sampul-sampulnya aku sadar (terbangun) bahwa kewajiban-kewajibanku masih banyak “(Imam An-Nawawi Rahimahullah)

sudut sudut kelengangan

Bismillaah……….

Engkau berhasil meneteskannya lagi..
hari ini engkau berhasil.. dan lagi lagi engkau berhasil…

katakanlah padaku bagaimana kubalut lukamu?
katakanlah padaku bagaimana memekarkan hatimu?
katakanlah padaku bagaimana menyalakan satir-satir cinta dihatimu.

peluh disudut kamar hanyalah peluh…
aku marah padamu,,
aku marah pada diriku..
tanganku beku..
sedang lukamu begitu menganga,

duhai mutiara hati, engkau mencari air
padahal engkau diliputi air…
duhai mutiara hati, maafkan aku
tak bisa menjadi fajar dipenantian malammu

Duhai Mutiaraku, Allah menyayangimu
kuatlah, dan berkuatlah..
kutunggu pancaran sinarmu kembali

Love Is The Humbling Part3

Bismillaah…….

[The Humble Of Happy Ending]

Berikut beberapa Wasiat yang Ustadz Arifin Badri hafidzohulloh sampaikan pada hari akad pernikahan mereka

[1] Hidup Sederhana
Sebuah rumah tangga yang baik adalah mereka yang hidup sederhana, bukan dalam arti miskin; tapi tidak berlebihan.
Mereka harus lebih banyak memakai cermin diri daripada cermin orang lain. Ketika kita melihat kehidupan ini dengan cermin orang lain, maka kita akan seringkali berkata, wah dia bisa ini dan itu ya; tapi menggunakan cermin diri adalah ketika kita memandang kehidupan ini dengan apa yang kita miliki; alhamdulilllaah kemarin kita seperti itu, tapi sekarang kita seperti ini… barangsiapa yang bersyukur kepada Alloh, maka Alloh akan tambahkan nikmat padanya..

[2] Memahami kekurangan masing-masing
Wanita dicipta dari tulang rusuk paling atas, dan dia paling bengkok. Memaksakannya untuk diluruskan maka ia akan patah.
Begitulah wanita; sifatnya memang cengeng, manja, lembut, sensitif dsb. Laki-laki musti menyadari dan tidak memaksakan istrinya sesuai dengan fikirannya.
Begitu pula wanita, laki-laki juga banyak kekurangannya. Bisa jadi ia suatu saat kurang dalam nafkah, kurang senyum setelah lelah seharian bekerja dsb.
Intinya, keduanya musti memahami kekurangan masing-masing.
Alloh telah menciptakan karakter yang berbeda untuk saling melengkapi dan dilengkapi. wanita yang peka dengan laki-laki yang kurang peka, maka inilah hikmahnya. jika keduanya sama-sama peka, maka tunggulah, kehancuran itu akan segera datang.

Juga termasuk bagi bujangan (katanya yang ngiring ikhwannya tadi banyak yang masih jomblo he); bahwasanya seringkali kita mendamba wanita yang cantik, pintar, berpendidikan, kaya raya dsb, maka ketahuilah bahwa kesempurnaan yang kalian dambakan hanyalah ada di surga, dan tidak di dunia.
Ada yang cantik tapi tidak pintar masak, ada yang cerdas tapi kurang cantik dll, begitulah adanya.

*disampaikan -dengan beberapa gubahan, tanpa mengurangi isi insyaa Alloh- di walimah Ibnu Abid dan ukhty Siti; Ambulu, 2 Maret 2012. semoga bermanfaat.
ada 2 poin lagi sebenarnya, tapi qoddarolloh tidak terdengar jelas dan beberapa terlupa karena ditinggal ngobrol dengan mempelai wanita yang malu2 setelah ketemu suaminya sesaat ^^ — at ambulu, jember.

Ditulis Oleh Ummu ‘Abdillah Safannah

Love is the Humbling Part2

Bismillaah…..

[Lanjutan Kisah Orang Sederhana itu..]

Waktu terus berlalu, dan segalanya berjalan seperti yang diharapkan..

Aku turut bahagia ketika terdengar kabar bahwa ia hendak dikhitbah (dilamar). Berkali-kali kuucapkan syukur pada Alloh, sungguh aku semakin yakin pada janji Alloh tentang takdir jodoh, bahwa tak terkecuali manusia di dunia ini yang ditinggalkan olehNya, kekurangan bukanlah alasan untuk sendiri selama-lamanya. Aku begini karena aku tahu siapa dia, bagaimana dia..

Ahad itu, seperti biasa aku mengajaknya pergi ta’lim. Tidak biasanya ia meminta maaf karena tak bisa menemani, lantaran ada satu keperluan yang tidak bisa ditinggal. Aku cukup berhusnudzon saja saat itu. Tak dinyana ahad itu adalah ahad yang membahagiakan. Datang seorang pangeran yang hendak meminangnya.

Ah, kembali aku memaksanya bercerita tentang hari itu. Aku berusaha memahami bahwa kadang seseorang butuh kawan untuk berbagi kebahagiaan. Wanita dengan perasaannya, kadang sulit jika harus memendam rasa bahagia yang meluap-luap. Akupun begitu, tapi bedanya aku cukup berkata pada cermin dan bantal kasurku. He.

Ia mulai berkisah lagi…
Tak seperti pada umumnya sebuah lamaran, ikhwan itu hanya ditemani seorang laki-laki, yang tidak lain adalah suami umahat wasilah tadi. Ikhwan itu memang telah jauh hari bernego kalau tidak akan ada keluarga yang hadir menemaninya di momen yang sakral tersebut. Ya, ia tidak punya cukup fulus untuk itu.

Maa syaa Alloh, jikalau engkau menjadi orangtua wanita tsb, apakah kiranya engkau mau merelakan anakmu pada laki-laki yang meragukan seperti itu? tapi alangkah menakjubkan bagiku bahwa ternyata keluarga akhwatpun mau memaklumi dan tidak menuntut apapun, termasuk sebuah cincin yang biasa disematkan dijari manis anaknya, apalagi bagi orang jawa yang begitu menjaga anak putrinya; biasanya ini syarat mutlak meski bernilai 0,5 atau 1 gram emas..

Ya, Ikhwan itu hanya meminangnya dengan bacaan bismillaah… ^^

Rasa haru dan bahagia kurasakan saat mendengar kisah ini. Duhai ukhty, begitu lapangnya hatimu dengan ketercukupan ini… bukankah setiap wanita menginginkan hal itu? Berharap ada sesuatu yang bisa mengikatnya, bukti bahwa laki-laki itu sedang tidak main-main dan serius meminangnya…

Di saat itu pula, sekali lagi kesabaran mereka harus diuji.
Laki-laki itu menyampaikan bahwa ia belum bisa menyegerakan menikah saat itu, dan ia berjanji untuk memenuhinya tahun depan, tahun 2012. Ia musti mengumpulkan uang untuk persiapan menikah dan rumah tangganya kelak, ketika ia tengah menyelesaikan skripsi dan menghidupi keperluannya sehari-hari.

Kuamati matanya saat dia bercerita, karena memang tak ada yang bisa diperhatikan darinya, kecuali kedua matanya yang berbinar. Sekaligus aku berharap agar aku terlihat sedang mendengarnya dengan baik, memberinya pancaran mata yang semakin membuatnya bersemangat.

Tahukah engkau, tak kulihat sama sekali kekhawatiran dalam dirinya; dalam matanya ataupun dalam katanya. Tak terdengar keluhan, justru senyuman dan tawa kecil mengiringi.. maa syaa Alloh, lagi-lagi aku tersenyum dan diam-diam berdoa untuknya..
[Bersambung]

Ditulis Oleh Ummu Abdillah Safannah

Love is the Humbling Part1

Bismillaah……..

[25-02-2012] 😦 they’re gonna hv married on 2nd of march, but the ikhwan unexpectedly got an accident dis morning. qoddarulloha wa maa syaa a fa’ala

[27-02-2012] mereka akan menikah jum’at besok ^^ [2 Maret 2012] padahal ikhwannya sedang patah tulang dilengan. maa syaa Alloh.. Biar nanti dirawat sama istri ^^ Semoga dimudahkan.

Perjuangan atas kesabaran, kisah dua orang yang sederhana, teramat sederhana; yang kutahu dan kukenal.
Ingin kutulis cerita tentang kalian.. ^^

[02-03-2012]
Tanpa sadar airmataku menetes ditengah senyum bahagia,
saat diperjalanan pulang dari taman-taman surga.
Seperti biasa, tiap ahad aku mengajaknya pergi ke kota,
mendatangi tempat-tempat ulama’ untuk diambil ilmunya.

Ahad ini,
ada berita yang membuat lidah tak mampu berkata.

Dia tak tahu aku sedang menangisinya,
aku memboncengnya, memunggunginya,
aku biarkan ia berkisah tentang jalan hidupnya.
Dia pun tak tahu kalau saat itu,
aku sedang mengumpulkan doa keberkahan untuknya,
atas sebuah nikmat yang begitu besar, yang Alloh sisipkan ditengah kesabaran dan penantian yang lama..

Saudaraku,
mungkin selama ini kita banyak mendengar tentang kisah dua sejoli, si kaya dan miskin papa, yang disatukan dengan perjuangan yang mengharukan dan menggugah jiwa; tidak mengherankan jika setiap yang membaca dibuat takjub dan merinding atau bahkan menangis tersedu-sedu saking sedihnya.

Kisahku bukan diantaranya. Ia menyuguhkan ketegaran diantara kesempitan, harapan ditengah ketidakmungkinan. Perjuangan untuk melawan takdir dengan takdir yang lebih indah…

Mereka adalah dua insan yang begitu hikmadnya pada Sang Pencipta, yang tak mengetahui kecuali hanya tentang kelapangan dan kesabaran terhadap takdirnya. Keduanya adalah potret dua manusia yang disatukan Alloh dalam kekurangannya akan dunia. Semoga Alloh ta’ala selalu melapangkan kesempitannya dan mencukupkan diri atas takdirNya.

Saat itu,
aku sengaja mengajaknya pergi ke rumah seorang umahat. Aku sudah berjanji untuk ziarah pada hari itu; selain untuk mempererat persaudaraan, -dalam hatiku- aku memang berharap umahat ini membantuku untuk mencarikan pendamping hidup bagi temanku itu.

Dalam pandanganku, ia sudah cukup dewasa dan teramat pantas untuk melangkah ke jenjang pernikahan. Namun, ada hal-hal yang kupertimbangkan sehingga aku berani mengajaknya kerumah seseorang yang kukenal sering menjadi wasilah itu.

Temanku itu..
kukenal sebagai seorang wanita yang sederhana, apa adanya, tidak menuntut lebih dari dunia, termasuk siapa yang akan mendampinginya, kecuali karena agamanya.
Suatu kali, aku pun pernah mendapati umahat ini berkisah tentang seorang laki-laki yang juga sederhana, apa adanya, dan tidak menuntut lebih pada siapa dan bagaimana orang yang akan mendampinginya, kecuali karena agamanya.
Duhai, bukankah ini sebuah keserasian?

Termasuk menjadi beban bagiku karena dulu telah mencarikannya seorang pendamping, namun laki-laki tersebut menghilang, tanpa ada kabar yang pasti; mengombang-ambingkan temanku dalam ketidakpastian.. Sungguh tak layak diri ini menyakiti perasaan wanita selembut dia, sesabar dia… bukan hal yang mudah bagi seorang perantara; jika suatu saat Alloh menakdirkan untuk berpisah, maka ia terpanggil untuk mencarikan obat bagi hatinya yang tengah dirundung kesedihan…

Singkat cerita, umahat ini faham apa yang kumaksudkan, dan benarlah beberapa hari setelahnya, ia menghubungiku. Menanyakan perihal saudariku itu. Alhamdulillaah.

Aku mendampingi wanita itu dengan menjelaskan beberapa pertanyaan rahasia dari wasilah tersebut. Kukatakan rahasia karena temanku tidak tahu ia sedang diselidiki dan aku yang diinterogasi. Ya, memang hanya aku yang tahu tentangnya. Kupaparkan siapa dia di mataku, selama beberapa bulan aku bertemu dan berbagi kisah hidup.

Setelah dirasa tugasku selesai untuk menghubungkan, maka seperti biasa pula, aku pamit dan menyerahkan kelanjutannya pada mereka berdua.

Waktu itu, kira-kira Oktober-November 2011..
Yang aku tahu, tak lama setelah penyerahan tugas itu; ada kabar kalau ikhwan tsb berniat untuk nadzor (melihat). walhamdulillaah. Aku melihat kemudahan telah Alloh anugerahkan pada proses mereka.

Suatu kali, tak lama setelah nadzornya, aku meminta temanku berkisah.
Aku memilih teras masjid kampus yang sejuk dan tenang untuk menyimak, mendengar dan memperhatikan detil fragmennya. Sebagaimana yang kutahu dari wasilah, ikhwan ini adalah seorang yang –subhaanalloh- baik diennya. Dia adalah seorang penghafal al-qur’an, dan pernah menyandang juara dalam lomba pidato dalam bahasa arab di kampusnya. Itulah kenapa, aku teramat takjub mendengar bahwa disaat nadzornya, dia tidak berkeinginan untuk berbincang-bincang dengan akhwatnya. Dia hanya ingin melihat saja. titik.
Maa syaa Alloh, tidakkah penjagaan ini hanya bisa dipegang oleh orang-orang mukmin yang begitu menjaga makna pergaulan dengan non mahrom?

Begitulah, sesuai dengan kisahnya, akhwat tersebut berkata padaku dengan malu-malu bahwa ia cukup keluar sekali, hanya untuk menyuguhkan minuman dan ke belakang lagi.

Saat kugoda bagaimana pandangan pertamanya, apakah seperti perkataan ibnu Al-Jauzi rohimahulloh: jika detak jantungmu berdetak kencang dan ia terus ada di pelupuk mata, maka ketahuilah itu yang dinamakan cinta. .. Dia hanya tersenyum dan menjawab, “aku sama sekali tak melihatnya, aku malu untuk sekedar memandangnya.. Aku melihatnya sekilas saat ia pulang, aku mengintip di jendela kamar saat ia hendak pulang di halaman. Itupun samar..”
Maa syaa Alloh.. aku hanya tersenyum mendengarnya.

Benar, bagi seorang wanita yang jarang bertemu bahkan berbincang dengan laki-laki non mahrom, momen seperti ini amatlah berat baginya. Berat karena ia harus berada dekat sekali dengan laki-laki –meski 1-2 meter-dan menyadari bahwa laki-laki asing tersebut tengah memperhatikannya. Malu; sungguh malu..

[bersambung]

ditulis oleh Ummu ‘Abdillah Safannah

Sekali Lagi… “Bersyukur”

Bismillah……….

seperti biasa di hari sabtu senja bewarna merah itu kami biasa berbincang di balik bilik kecil sederhana itu.. mulai dari menceritakan perkembangan anaknya Husna sampai kecipratan nyicipi resep baru… jarang kulihat wajah murung pada ibu itu… menurutku tidak ada yang istimewa hanya saja ibu itu benar2 menjaga lisannya untuk tidak menggibah karena berulang kali dinasehati suaminya walau kadang keceplosan.

rumahnya.. sulit aku gambarkan , sebuah rumah sewaan kecil kira-kira tak kurang dari 4×7 meter sudah plus kamar mandi dan dapur. secara tak ada labirin dalam rumah itu…  rumah sekecil itu, apanya yang mau disekat?? jadi loss semua terdampar disitu, ranjang tempat tidur, lemari buku, lemari pakaian, tempat kerja, tempat makan, tempat tidur Husna.. hemm hany abis amanggut-manggut.

Dia jarang berkeluh kesah, hanya kadang berkeluh kalau suaminya  tidak suka kalau dia Terlalu “Bondeng”(Gendut) he he…sambil bercerita: saya ini heran dek, kenapa bisa saya segendut ini, husna juga bisa gendut,  Apa karena makmur ya? padahal kami ini hidp dibawah garis. Kemudian saya timpali: ummu husna g pernah mikir aneh-aneh mungkin jadi g banyak pikiran dan stress. Ummu Husna menjawab dengan antusias: dek, kalau dipikir g banyak masalah dek… setiap orang pasti punya masalah. saya sendiri kalau mau pikiran ya banyak dek, sy ini lho seorang perantauan, disini g punya siapa-siapa hanya ikut suami, smpai sekarang dek kami tidak punya rumah, menyewa yang lebih baik saja kami tak mampu. dan jikalau kami tak pintar-pintar mengatur keuangan kami tak akan bisa makan 1 bulan penuh… tapi deek, BerSyukur, BerSyukur, dan bersyukur itulah yang sering ditekankan Abu Husna Kepada saya, Jangan pernah lah Hasad pada Harta orang lain, toh orang dikubur tak pakai uang.. #kamipunTertawa.. Memang benar dek ketika orang itu Bersyukur dan yakin dengan pertolongan Allah maka Allah akan menambah nikmat kepadanya. contohnya dek sekarang rumah ini menjadi dibebas sewakan kepada kami, kami gratis menempatinya, gratis air dan listrik juga yaah Alhamdulillah Allah memberi kelembutan kepada Umi & Abah (pemilik kontrakan) dan semoga hanya Allah yang membalas mereka, juga sekarang dek ibu- ibu mulai suka pesan kue di saya untuk majelis- majelis taklim… sehingga sedikit2 ada masukan, dan entahlah dek  sy merasa ada2 saja pertolongan Allah sehingga tak membuat hati saya menjadi sempit, pokoknya jalani saja dengan ikhlas.

Entah mengapa dek, terkadang saya merasa menjadi wanita yang amat beruntung karena menjadi istrinya #ehem2. gimana saya tidak beruntung dek, meskipun kami tidak mampu tapi Abu Husna tengah manjamin akan mencukupi kebutuhan kami semampunya, dan saya melihatnya bahwa suami sy telah melakukannya, betapa saya tak beruntung dek, saya jaraaaang sekali menginjak pasar, jika perlu apa2 tinggal sms Abu Husna nanti sepulang kerja maka sudah dibawakan beras, sayur2, ikan dll. Abu husna itu sanat pencemburu jika saya keluar rumah, apalagi kalau tanpa  ijinnya maka ia akan sangat marah. Betapa saya tidak beruntung dek, Abu husna benar2 membimbing saya, dari yang saya dulu hanya bergelimang dunia menjadi keluarga kami skrng yang sangat mempedulikan akhirat, dan katnya juga sudalah tak perlu banyak mengeluh toh banyak yang lebih kasihan dari kita. menurut adek gimana?

sayapun manggut-manggut, dan #Nyengiir sambil berucap belum punya gambaran ummu Husna. tapi Alhamdulillah saya senang mendengar cerita dari ummu husna, tapi skrng sudah magrib dan sebaiknya kita cepat2 shalat dan sy akan pamit pulang sebelum tambah malam.

“Definisi orang miskin : orang yang merasa tidak cukup atas rezeki yang telah diperolehnya.” (Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid hafizhullah)

Nyontek itu Rugi

 

 

 

 

 

Bismillah…………

Mencontek itu hanya bikin Rugi… Beneran dehh,,

1. Membuat Mata tidak sehat
Kegiatan mencontek membuat mata kia mencari- cari obyek-obyek contekan yang semampunya terpandang. dengan menggukan daya akomodasi yang sedemikian rupa, agar objek yang dekat/jauh itu menjadi lebih jelas terpandang… entah disertai dengan menyempitkan atau membelalakkan mata.. #susahnye. padahal memndang/melihat dengan menggukan akomodasi itu melelahkan saudara… betul tidak? tanyakan kepada yang memakai kaca mata… bahwa mereka bisa saja melihat dengan jarak tertentu tanpa kaca mata dengan menggukan memakai akomodasi semampunya, tapi hal itu sangat melelahkan.
apa bila mata kita dibiasakan dengan kegiatan tersebut maka lama kelamaan mata kita kan beradaptasi dengan keadaan tersebut.(terjadi kelainan refraksi) atau paling tidak mata kita akn kelelahan, yang akhirnya mengakibatkan turunnya daya akomodasi l(presbiopi) lebih awal karena seringnya dimaksimalkan ppenggunaanya pada waktu muda 😀 #ohNo

2.membuat jantung tidak sehat
perasaan was- was, dihantui, merasa tidak tenang, takut ketahuan, dll yang membuat meningkatnya hormon adrenalin, memacu jantung untuk berdegub lebih kencang akhirnya terjadi Tachycardi (jantung berdegub melebihi normal) jika hal itu sering dilakukan mungkin akan menjadi terbiasa dan tak sering berdegub #eh… jika sering berdegub akan mudah terjadi payah jantung.

3. Tekanan Batin (mikir dosa)
Bagi yang jiwanya masih sesuai fitrah pasti akan timbul rasa bersalah, merasa telah lalai dari yang Maha Mengawasi, apabila tidak segera tomat (tobat lantas kumat) #eh Tobat maka akn menjadi faktor stressor yang akn mempengaruhi kualitas kehidupan.

4. Terancam tidak Lulus ujian
Apbila nyontek dan ketahuan.. serta mendapat dosen penjaga yang Killer.. maka, terjadilah ap yang diesbut perampasan paksa kertas ujian. dan dijamin.. ketika itu akan hanya bisa pasrah dan mulutpun tak mampu bergeming.. #Sigh

5. LPJ buruk ke ortu
Laporan pertanggung jawaban ke ortu… oh papa/mama aku lulus dapat A, tapi dengan nyontek punya teman sebelahku tadi… cobalah berkata demikian sambil membawa kertas ujian dihadapan orang tuamu, hohoho.. pasti bukan pujian yang kau dapatkan namun hanya picingan mata #kasihan. bahkan bapakku bangga dengan nilaiku yang pas-pasan he he… seringnya beliau berkata: “bapak itu suka dengan nilaimu itu naak, pas-pas, tidak tinggi dan tidak terlalu rendah juga, serta karena bukan hasil menyontek” #Alhamdulillah…

6. Nilai Tidak Barokah…
Yapz… karena proses ujian tidak ditempuh dengan jalan yang halal… sedangkan kita tahu tidak ada barokah dari suatu kemaksiatan. dan kita jua tahu bahwa suatu niat yang baik (misal: menyontek agar nilai bagus agar membuat ortu senang) tidak membuat benar kemaksiatan

dan masih banyak lagi… ada yang mau menambahkan??
inti pokoknya menyontek itu bukan jalan baik untuk, dan sangat baik untuk dihindari..
persiapan belajar yang matang, belajar dengan sungguh2, berdo’a memohon kemudan dan barokah kepada Allah, itu adalah jalan yang baik

dan akhir kata, “Menyontek itu Bukan Caraku” ^^

Refraksi Mata

Bismillah…………..

Mekanisme Melihat

 

 

~Mata Sebagai Kamera
Secara optic dapat disamakan dengan sebuah kamera fotografi biasa. Mata memiliki system lensa, system aperture yang dapat berubah(pupil), dan retina yan dapat disamakan dengan film. System lensa terdiri dari mata terdiri dari empat prbatasan refraksi:

  • a. Perbatasan antara korena dan udara
  • b. Perbatasan antara permukaan posterior kornea dan humor aquos
  • c. Perbatasan antara humor aquos dan anterior lensa mata
  • d. Perbatasan antara posterior lensa dan humor vitreus

Sedang setiap media refraksi memiliki index bias yangbebeda-beda guna untuk membelokkan cahaya agar cahaya yang masuk terkumpul tepat pada vovea.

  • a. Kornea: 1.38
  • b. Humor aquos 1,33
  • c. Lensa lristalina 1,4
  • d. Humor vitreus 1,34

~Mekanisme akomodasi (memfokuskan mata)
Mekanisme akomodasi yaitu mekanisme yang memfokuskan system lensa dari mata, penting untuk meningkatkan ketajaman mata. Akomodasi terjadi akibat kontraksi atau relaksasi muskulus siliaris, kontraksi menyebabkan peningkatan system lensa, dan relaksasi menyebabkan penurunan kekuatan.
Peran otot siliar
• Jika otot siliar berkontraksi, jarak antara otot dan lensa berkurang , lebih khusus adalah jarak equator lensa dan jonjot jonjot siliar berkuran–> jarak antara origo dan inersi zonula akan mengendur, sehingga lensa yang lentur ini berubah menjadi lebih bulat–>daya refraksi bertambah karena akomodasi.
Untuk pengelihatan dekat
• Otot siliar akan berkontraksi–>serabut zonula mnegndor dan lensa bentuknya menjadi lebih bulat yang berarti akan menambah daya refraksi.
Untuk pengelihatan jauh
• Otot siliar mengendor–>serabut-serabut zonula dan kapsul menegang dan bentuk lensa menjadi lebih lonjong yang berakibat menurunnya daya refraksi.
Peran Lensa

Pada orang muda, lensa terdiri atas kapsul elastis yang kuat dan berisi cairan kental yang mengandung banyak protein dan serabut-serabut transparan. Bila lensa berada dalam keadaan relaksasi tanpa tarikan terhadap kapsulnya, maka lensa dianggap berbentuk hampir sferis. Namun selain terdapat kapsul elastis, juga terdapat ligamen yang sangat tidak elastis, yaitu zonula yang melekat disekeliling lensa, menarik tepi lensa kearah bola mata. Ligamen ini secara konstan direnggangkan oleh perlekatannya ke badan siliar pada tepi anterior koroid dan retina. Hal ini menyebabkan lensa relatif datar dalam keadaan mata istirahat.

Tempat perlekatan ligamen lensa di badan siliar merupakan suatu otot yang disebut otot siliaris. Otot ini mempunyai dua perangkat serabut, yaitu serabut meridional dan serabut circular. Serabut meridional membentang sampai peralihan kornea-sklera. Kalau serabut ini berkontraksi, bagian perifer dari ligamen lensa tadi akan tertarik kedepan dan bagian medialnya ke arah kornea, sehingga remangan terhadap lensa akan berkurang sebagian. Serabut sirkular akan tersusun melingkar mengelilingi bagian dalam mata, sehingga pada waktu berkontraksi terjadi gerakan sfingter, jarak antar pangkal ligamen mendekat, dan sebagai akibatnya regangan ligamen terhadap kapsula lensa berkurang.

Jadi, kontraksi seperangkat serabut otot polos dalam otot siliaris akan mengendurkan kapsula lensa, dan lensa akan lebih cembung seperti balon karena sifat elastisitas kapsulanya. Oleh karena itu bila otot siliaris melakukan relaksasi lengkap, kekuatan dioptri lensa akan berkurang menjadi sekecil mungkin yang dapat dicapai oleh lensa. Sebaliknya bila otot siliaris berkontraksi sekuat-kuatnya, kekuatan lensa menjadi maksimal.
Pengaturan akomodasi melalui saraf parasimpatis

Otot siliaris hampir seluruhnya diatur oleh sinyal saraf parasimpatis yang dijalarkan ke mata dari nukleus saraf kranial ketiga pada batang otak. Perangsangan saraf parasimpatis menimbulkan kontraksi otot siliaris, yang selanjutnya mengendurkan ligamen lensa dan meningkatkan daya bias. Dengan meningkatnya daya bias, mata mampu melihat objek lebih dekat dibanding sewaktu daya biasnya rendah. Akibatnya dengan memendeknya objek kearah mata, frekwensi impuls saraf

~Jalur Informasi Visual
Bermula dari sel fotoreseptor retina melalui nervus optik , kiasma dan traktus optik menuju LGN dan Berakhir pada area cortex visual

~Perjalanan impuls dari retina ke korteks
Cahaya diterima oleh fotoreseptor pada retina dan dirubah menjadi aktivitas listrik diteruskan ke kortek. Serabut-serabut saraf optikus terbagi di optik chiasma (persilangan saraf mata kanan dan kiri), bagian medial dari masing-masing saraf bersilangan pada sisi yang berlawanan dan impuls diteruskan ke korteks visual.