Sindiran seorang “Preman”

Bismillaah

  • “Inilah diriku.. yang sedikit beramal, tapi sudah sangat bannga dengan amalan itu”,
  • “Inilah diriku… yang katanya sering mendengar ceramah tentang iman dan tawakkal,malah  sering ber-su’udzon kepada Rabbku, yang Maha Adil”.
  • “inilah diriku… yang mengerti bahwa orang tua adalah pintu surga malah sering mbalelo dan memikirkan ke-egoisan diriku”

Anak itu dan keluaganya sangat kukenal dengan baik, dia bukanlah seorang preman dalam artian sesungguhnya, hanya saja ibunya  sering mengeluh tentang kenakalannya, pada hari itu ibunya mengajakku ke rumahnya sepanjang jalan ibunya mengeluh akan kenakalannya… dia seorang anak perempuan masih beliah, masih SMP tapi sudah tidak terhitung berapa kali dia pindah sekolah karena kasus yang dihadapinya bahkan yang lebih parah dia pernah dikeluarkan dari sebuah sekolah ketika masih duduk di kelas 2 SMP, macam-macam kasusnya mulai dari mengkonsumsi obat terlarang, mengedarkan obat, perkelahian antar geng, pesta miras, pencurian, kabur dari rumah… Masya Allah.. batinku, masih kecil sdh akrab dengan polisi… #sigh

pernah dikeluarkan dari sekolah pun tak membuatnya jera, untunglah ibunya memiliki banyak koneksi guru sehingga pendidikannya sedikit terselamatkan. ibunya mengeluh.. “biarlah nduk yang penting masih mau sekolah”. aku heran.. “kenapa bu tidak ditaruh pondok saja? biar insap?”, ibunya menjawab “tak kurang-kurang nduk pondok pesantrean waktu itu saya minta-minta untuk menampung anak itu.. tapi begitu tau mau dipondokkan anaknya malah minggat”, ya Allah… #ternyataAkuMendinganY

disela ibunya menjemput si Anak di sekolahnya, aku duduk2 membaca-baca buku pelajarannya, ditumpukan buku itu ada buku diary kecil… tak pikir panjang aku sangat penasaran #Astagfirullah… kubaca cepat-cepat… ah aku benar-benar tertampar dengan isinya, ya Allah anak itu…. meskipun senakal itu…lembaran demi lembarannya berisi “Ya Allah..”, “Tolonglah hamba-hambaMu..”, “sesungguhnya hambaMu ini lemah… dan hanya Engkau yang memiliki kekuatan…”, “Ya Allah engkaulah yang lebih tau dari ap yang mereka katakan…”, “ya Allah aku mau berkorban asal keluargaku bahagia”, “dan bilaa harus Engkau cabut nyawaku ketika aku masih muda… tidak apa-apa yang penting keluargaku bersatu dan bahagia”, dll

ingin aku ambil rasanya serpihan kaca, dan kuamati pantulan-pantulan retak dari satir-satirnya, atau ingin aku ambil ‘bathok’ untuk berkaca sampai tak terlihat bayang mukanya karena buruknya. seorang anak yang dianggap  ‘nakal’ tapi begitu mengharap pertolongan Allah, begitu berbaik sangka dengan pertolongan Allah.. sementara diriku.. yang sering mendengar hujjah- hujjah… malah sering tertutup hatinya hanya karena memenuhi perasaan dan syahwat belaka.. ya Allah aku Malu.

aku sering hanya memenuhi ketimpangan hati, dan membuat kerasnya hati serta tak mau menerima nasehat dengan alasan-alasan yang ‘gokil’ dan sulit diterima ketika diberi nasehat seperti: -ketika seorang ahli ilmu yang memberi nasehat, kujawab dalam hati “ya, Allah memang lebih memberi keberuntungan dan kelebihan kepda Anda, sehingga mudah saja anda memberi nasehat begitu kepada saya”. -ketika seorang yang kita anggap lebih ‘awam’ yang memberi nasehat, kujawab dalm hati “mengerti apa anda tentang masalah saya?”… masya Allah.. Allahu musta’an… semoga Allah menghilangkan semua sifat-sifat kesombongan, dan membari kita semua taufik agr bisa mengamalkan ap yang kita mengetahuinya, dijauhkan dari kerasnya hati dan sifat suka membantah…. serta dijadikan hamba-hamba yang selalu meminta tolong dan menyerahkan semua urusan kepada Allah, Aamiin ya Rabb

Ya Allah….

Bismillahirrahmanirrahiim

ya Allah! Give me the strength:

To worship and obey You
To love You and fear You
To follow our Prophet and his Sunnah
To have Sabr and love all Muslims
To hold my tongue and have Hayah
To read the Qur’an and not forget it
To listen to You and proudly wear Hijaab
To spread the Deen and help others
And strive for Jannah and live only to please You.

May Allah Bless Us, Aameen..