Love Is The Humbling Part3

Bismillaah…….

[The Humble Of Happy Ending]

Berikut beberapa Wasiat yang Ustadz Arifin Badri hafidzohulloh sampaikan pada hari akad pernikahan mereka

[1] Hidup Sederhana
Sebuah rumah tangga yang baik adalah mereka yang hidup sederhana, bukan dalam arti miskin; tapi tidak berlebihan.
Mereka harus lebih banyak memakai cermin diri daripada cermin orang lain. Ketika kita melihat kehidupan ini dengan cermin orang lain, maka kita akan seringkali berkata, wah dia bisa ini dan itu ya; tapi menggunakan cermin diri adalah ketika kita memandang kehidupan ini dengan apa yang kita miliki; alhamdulilllaah kemarin kita seperti itu, tapi sekarang kita seperti ini… barangsiapa yang bersyukur kepada Alloh, maka Alloh akan tambahkan nikmat padanya..

[2] Memahami kekurangan masing-masing
Wanita dicipta dari tulang rusuk paling atas, dan dia paling bengkok. Memaksakannya untuk diluruskan maka ia akan patah.
Begitulah wanita; sifatnya memang cengeng, manja, lembut, sensitif dsb. Laki-laki musti menyadari dan tidak memaksakan istrinya sesuai dengan fikirannya.
Begitu pula wanita, laki-laki juga banyak kekurangannya. Bisa jadi ia suatu saat kurang dalam nafkah, kurang senyum setelah lelah seharian bekerja dsb.
Intinya, keduanya musti memahami kekurangan masing-masing.
Alloh telah menciptakan karakter yang berbeda untuk saling melengkapi dan dilengkapi. wanita yang peka dengan laki-laki yang kurang peka, maka inilah hikmahnya. jika keduanya sama-sama peka, maka tunggulah, kehancuran itu akan segera datang.

Juga termasuk bagi bujangan (katanya yang ngiring ikhwannya tadi banyak yang masih jomblo he); bahwasanya seringkali kita mendamba wanita yang cantik, pintar, berpendidikan, kaya raya dsb, maka ketahuilah bahwa kesempurnaan yang kalian dambakan hanyalah ada di surga, dan tidak di dunia.
Ada yang cantik tapi tidak pintar masak, ada yang cerdas tapi kurang cantik dll, begitulah adanya.

*disampaikan -dengan beberapa gubahan, tanpa mengurangi isi insyaa Alloh- di walimah Ibnu Abid dan ukhty Siti; Ambulu, 2 Maret 2012. semoga bermanfaat.
ada 2 poin lagi sebenarnya, tapi qoddarolloh tidak terdengar jelas dan beberapa terlupa karena ditinggal ngobrol dengan mempelai wanita yang malu2 setelah ketemu suaminya sesaat ^^ — at ambulu, jember.

Ditulis Oleh Ummu ‘Abdillah Safannah

Love is the Humbling Part2

Bismillaah…..

[Lanjutan Kisah Orang Sederhana itu..]

Waktu terus berlalu, dan segalanya berjalan seperti yang diharapkan..

Aku turut bahagia ketika terdengar kabar bahwa ia hendak dikhitbah (dilamar). Berkali-kali kuucapkan syukur pada Alloh, sungguh aku semakin yakin pada janji Alloh tentang takdir jodoh, bahwa tak terkecuali manusia di dunia ini yang ditinggalkan olehNya, kekurangan bukanlah alasan untuk sendiri selama-lamanya. Aku begini karena aku tahu siapa dia, bagaimana dia..

Ahad itu, seperti biasa aku mengajaknya pergi ta’lim. Tidak biasanya ia meminta maaf karena tak bisa menemani, lantaran ada satu keperluan yang tidak bisa ditinggal. Aku cukup berhusnudzon saja saat itu. Tak dinyana ahad itu adalah ahad yang membahagiakan. Datang seorang pangeran yang hendak meminangnya.

Ah, kembali aku memaksanya bercerita tentang hari itu. Aku berusaha memahami bahwa kadang seseorang butuh kawan untuk berbagi kebahagiaan. Wanita dengan perasaannya, kadang sulit jika harus memendam rasa bahagia yang meluap-luap. Akupun begitu, tapi bedanya aku cukup berkata pada cermin dan bantal kasurku. He.

Ia mulai berkisah lagi…
Tak seperti pada umumnya sebuah lamaran, ikhwan itu hanya ditemani seorang laki-laki, yang tidak lain adalah suami umahat wasilah tadi. Ikhwan itu memang telah jauh hari bernego kalau tidak akan ada keluarga yang hadir menemaninya di momen yang sakral tersebut. Ya, ia tidak punya cukup fulus untuk itu.

Maa syaa Alloh, jikalau engkau menjadi orangtua wanita tsb, apakah kiranya engkau mau merelakan anakmu pada laki-laki yang meragukan seperti itu? tapi alangkah menakjubkan bagiku bahwa ternyata keluarga akhwatpun mau memaklumi dan tidak menuntut apapun, termasuk sebuah cincin yang biasa disematkan dijari manis anaknya, apalagi bagi orang jawa yang begitu menjaga anak putrinya; biasanya ini syarat mutlak meski bernilai 0,5 atau 1 gram emas..

Ya, Ikhwan itu hanya meminangnya dengan bacaan bismillaah… ^^

Rasa haru dan bahagia kurasakan saat mendengar kisah ini. Duhai ukhty, begitu lapangnya hatimu dengan ketercukupan ini… bukankah setiap wanita menginginkan hal itu? Berharap ada sesuatu yang bisa mengikatnya, bukti bahwa laki-laki itu sedang tidak main-main dan serius meminangnya…

Di saat itu pula, sekali lagi kesabaran mereka harus diuji.
Laki-laki itu menyampaikan bahwa ia belum bisa menyegerakan menikah saat itu, dan ia berjanji untuk memenuhinya tahun depan, tahun 2012. Ia musti mengumpulkan uang untuk persiapan menikah dan rumah tangganya kelak, ketika ia tengah menyelesaikan skripsi dan menghidupi keperluannya sehari-hari.

Kuamati matanya saat dia bercerita, karena memang tak ada yang bisa diperhatikan darinya, kecuali kedua matanya yang berbinar. Sekaligus aku berharap agar aku terlihat sedang mendengarnya dengan baik, memberinya pancaran mata yang semakin membuatnya bersemangat.

Tahukah engkau, tak kulihat sama sekali kekhawatiran dalam dirinya; dalam matanya ataupun dalam katanya. Tak terdengar keluhan, justru senyuman dan tawa kecil mengiringi.. maa syaa Alloh, lagi-lagi aku tersenyum dan diam-diam berdoa untuknya..
[Bersambung]

Ditulis Oleh Ummu Abdillah Safannah

Love is the Humbling Part1

Bismillaah……..

[25-02-2012] 😦 they’re gonna hv married on 2nd of march, but the ikhwan unexpectedly got an accident dis morning. qoddarulloha wa maa syaa a fa’ala

[27-02-2012] mereka akan menikah jum’at besok ^^ [2 Maret 2012] padahal ikhwannya sedang patah tulang dilengan. maa syaa Alloh.. Biar nanti dirawat sama istri ^^ Semoga dimudahkan.

Perjuangan atas kesabaran, kisah dua orang yang sederhana, teramat sederhana; yang kutahu dan kukenal.
Ingin kutulis cerita tentang kalian.. ^^

[02-03-2012]
Tanpa sadar airmataku menetes ditengah senyum bahagia,
saat diperjalanan pulang dari taman-taman surga.
Seperti biasa, tiap ahad aku mengajaknya pergi ke kota,
mendatangi tempat-tempat ulama’ untuk diambil ilmunya.

Ahad ini,
ada berita yang membuat lidah tak mampu berkata.

Dia tak tahu aku sedang menangisinya,
aku memboncengnya, memunggunginya,
aku biarkan ia berkisah tentang jalan hidupnya.
Dia pun tak tahu kalau saat itu,
aku sedang mengumpulkan doa keberkahan untuknya,
atas sebuah nikmat yang begitu besar, yang Alloh sisipkan ditengah kesabaran dan penantian yang lama..

Saudaraku,
mungkin selama ini kita banyak mendengar tentang kisah dua sejoli, si kaya dan miskin papa, yang disatukan dengan perjuangan yang mengharukan dan menggugah jiwa; tidak mengherankan jika setiap yang membaca dibuat takjub dan merinding atau bahkan menangis tersedu-sedu saking sedihnya.

Kisahku bukan diantaranya. Ia menyuguhkan ketegaran diantara kesempitan, harapan ditengah ketidakmungkinan. Perjuangan untuk melawan takdir dengan takdir yang lebih indah…

Mereka adalah dua insan yang begitu hikmadnya pada Sang Pencipta, yang tak mengetahui kecuali hanya tentang kelapangan dan kesabaran terhadap takdirnya. Keduanya adalah potret dua manusia yang disatukan Alloh dalam kekurangannya akan dunia. Semoga Alloh ta’ala selalu melapangkan kesempitannya dan mencukupkan diri atas takdirNya.

Saat itu,
aku sengaja mengajaknya pergi ke rumah seorang umahat. Aku sudah berjanji untuk ziarah pada hari itu; selain untuk mempererat persaudaraan, -dalam hatiku- aku memang berharap umahat ini membantuku untuk mencarikan pendamping hidup bagi temanku itu.

Dalam pandanganku, ia sudah cukup dewasa dan teramat pantas untuk melangkah ke jenjang pernikahan. Namun, ada hal-hal yang kupertimbangkan sehingga aku berani mengajaknya kerumah seseorang yang kukenal sering menjadi wasilah itu.

Temanku itu..
kukenal sebagai seorang wanita yang sederhana, apa adanya, tidak menuntut lebih dari dunia, termasuk siapa yang akan mendampinginya, kecuali karena agamanya.
Suatu kali, aku pun pernah mendapati umahat ini berkisah tentang seorang laki-laki yang juga sederhana, apa adanya, dan tidak menuntut lebih pada siapa dan bagaimana orang yang akan mendampinginya, kecuali karena agamanya.
Duhai, bukankah ini sebuah keserasian?

Termasuk menjadi beban bagiku karena dulu telah mencarikannya seorang pendamping, namun laki-laki tersebut menghilang, tanpa ada kabar yang pasti; mengombang-ambingkan temanku dalam ketidakpastian.. Sungguh tak layak diri ini menyakiti perasaan wanita selembut dia, sesabar dia… bukan hal yang mudah bagi seorang perantara; jika suatu saat Alloh menakdirkan untuk berpisah, maka ia terpanggil untuk mencarikan obat bagi hatinya yang tengah dirundung kesedihan…

Singkat cerita, umahat ini faham apa yang kumaksudkan, dan benarlah beberapa hari setelahnya, ia menghubungiku. Menanyakan perihal saudariku itu. Alhamdulillaah.

Aku mendampingi wanita itu dengan menjelaskan beberapa pertanyaan rahasia dari wasilah tersebut. Kukatakan rahasia karena temanku tidak tahu ia sedang diselidiki dan aku yang diinterogasi. Ya, memang hanya aku yang tahu tentangnya. Kupaparkan siapa dia di mataku, selama beberapa bulan aku bertemu dan berbagi kisah hidup.

Setelah dirasa tugasku selesai untuk menghubungkan, maka seperti biasa pula, aku pamit dan menyerahkan kelanjutannya pada mereka berdua.

Waktu itu, kira-kira Oktober-November 2011..
Yang aku tahu, tak lama setelah penyerahan tugas itu; ada kabar kalau ikhwan tsb berniat untuk nadzor (melihat). walhamdulillaah. Aku melihat kemudahan telah Alloh anugerahkan pada proses mereka.

Suatu kali, tak lama setelah nadzornya, aku meminta temanku berkisah.
Aku memilih teras masjid kampus yang sejuk dan tenang untuk menyimak, mendengar dan memperhatikan detil fragmennya. Sebagaimana yang kutahu dari wasilah, ikhwan ini adalah seorang yang –subhaanalloh- baik diennya. Dia adalah seorang penghafal al-qur’an, dan pernah menyandang juara dalam lomba pidato dalam bahasa arab di kampusnya. Itulah kenapa, aku teramat takjub mendengar bahwa disaat nadzornya, dia tidak berkeinginan untuk berbincang-bincang dengan akhwatnya. Dia hanya ingin melihat saja. titik.
Maa syaa Alloh, tidakkah penjagaan ini hanya bisa dipegang oleh orang-orang mukmin yang begitu menjaga makna pergaulan dengan non mahrom?

Begitulah, sesuai dengan kisahnya, akhwat tersebut berkata padaku dengan malu-malu bahwa ia cukup keluar sekali, hanya untuk menyuguhkan minuman dan ke belakang lagi.

Saat kugoda bagaimana pandangan pertamanya, apakah seperti perkataan ibnu Al-Jauzi rohimahulloh: jika detak jantungmu berdetak kencang dan ia terus ada di pelupuk mata, maka ketahuilah itu yang dinamakan cinta. .. Dia hanya tersenyum dan menjawab, “aku sama sekali tak melihatnya, aku malu untuk sekedar memandangnya.. Aku melihatnya sekilas saat ia pulang, aku mengintip di jendela kamar saat ia hendak pulang di halaman. Itupun samar..”
Maa syaa Alloh.. aku hanya tersenyum mendengarnya.

Benar, bagi seorang wanita yang jarang bertemu bahkan berbincang dengan laki-laki non mahrom, momen seperti ini amatlah berat baginya. Berat karena ia harus berada dekat sekali dengan laki-laki –meski 1-2 meter-dan menyadari bahwa laki-laki asing tersebut tengah memperhatikannya. Malu; sungguh malu..

[bersambung]

ditulis oleh Ummu ‘Abdillah Safannah

Akibat Nikah Mut’ah, Wanita Syi’ah Mengidap Gonore

Bismillahirrahmanirrahiim…

Taqdim

Gonore atau bahasa kerennya penyakit 90/GO/Raja Singa/kencing nanah adalah penyakit menular seksual yang saling ditularkan melalui hubungan kelamin,  causa penyakit ini adalah bakteri Nisseria Gonorrhea bakteri diplokokus gram negatif (-). Orang yang mengidap penyakit ini memiliki gejala:pada pria, keluar cairan nanah kekuning kuningan sampai kuning kehijauan dari penis-nya, sakit sekali saat berkemih karena meradangnya saluran kemihnya akibat bakteri ini, sedang pada wanita nyaris tidak menimbulkan gejala yang bermakna, kecuali penyakit ini sudah memasuki stadium yang lanjut dan kronis seperti servisitis(radang mulut rahim), abses bartholini bahkan sampai menyebabkan pelvic inflamatory disease (PID). komplikasi dan prognosis dari penyakit ini bisa buruk dan fatal apabila tidak diobati secara adekuat diantaranya adalah KEMANDULAN/INFERTULITAS (Na’udzubillahimindzalik). Orang yang beresiko mengidap penyakit ini adalah orang- orang yang suka bergonta-ganti pasangan seksual sehingga tidak aneh bahwa penyakit ini khas dimiliki oleh wanita- wanita nakal atau para laki- laki hidung belang, bahkan menurut penelitian sebagian besar wanita pelacur itu sudah carier (mengidap penyakit tapi tak kelihatan tanda-tanya, dan sangat mungkin untuk menularkannya) terhadap penyakit ini. Semoga Allah melindungi kita dari penyakit- penyakit tersebut

Akibat Nikah Mut’ah

http://www.voa-islam.com

Ini adalah kasus wanita berjilbab rapat dan bercadar dari Wisma Fatimah di Jl. Alex Kawilarang 63 Bandung Jawa Barat yang mengidap penyakit kotor gonorhe (kencing nanah) akibat nikah mut’ah. Yaitu pernikahan dengan sistem kontrak dalam waktu tertentu. Pernikahan ini berakhir dengan berakhirnya waktu yang telah disepakati tanpa harus ada kalimat talak yang terlontar.

Continue reading